Jumat, 03 Februari 2012

pis 10-03

pis 10-03 adalah kelas saya selama 3 smster, sekarang kelas kami di pecah dan saya kelas DBD 10-04, DBD itu adalah database sesuai dengan peminatan, sedangkan PIS itu kelas untuk jurusan Manajemen Informatika, ketika pertama kali saya kuliah saya di tempatkan di kelas pis 10-03 tetapi nama saya tidak tercantum di kelas pis 10-03 dan bukan hanya saya saja ternyata yang namanya tidak ada di pis 10-03, saya bersama I Putu Nana Sugianta yang namanya tidak tercantum di pis 10-03 ketika dosen mengapsen kelas pis 10-03, kejadian ini berlangsung selama 2 minggu dan pada hari rabu saya mengajak Putu untuk memberanikan diri kenapa nama kami tidak terdaftar di pis 10-03, setelah di selidiki ternyata saya salah masuk kelas seharusnya saya kelas pis 10-07 dan Putu pis 10-09, ketika saya mau pindah ke pis 10-07 ternyata kapasitas bangku di sana ternyata sudah penuh dan mau tidak mau saya masuk ke pis 10-03 beda halnya dengan putu nama dia tercatat di pis 10-09 tetapi dia memilih untuk bergabung di pis 10-03, setelah berkenalan saya sempat bangga sama PIS 10-03 karena di dalam kelas itu dari sabang sampai marauke, terlintas di dalam benak saya apa yang akan terjadi apabila di kelas saling bermusuhan dan bermain RAS, tetapi sampai saat ini tidak terjadi di kelas kami, kelas kita berpedoman pada bineka tunggal ika, berbeda-beda tetapi satu jua, walaupun kita berbeda-beda tetapi kita satu,

ketika pertama kali saya masuk saya berusaha beradaptasi dengan teman2 baru, canda tawa pun menghiasi kelas kami seolah-olah kita sudah lama kenal, anak cowoknya gampang sekali bersatu di banding dengan wanitanya yang masih maen geng-gengan tapi semua itu tidak berlangsung lama, selama perkuliahan hal yang paling berkesan sampai saat itu di pis 10-03 itu adalah ketika kami membuat dosen yang kita sayang menangis di depan kami, kami bener2 merasa bersalah dengannya, (maapkan kami dosen), semua itu berawal ketika teman kami ada yang ulang tahun dan di rayakan di PH buah batu, kami sekelas pergi bersama-sama kesana dan kami tau jam 3 itu ada kelas dan kita coba menghubungi dosen tersebut tapi susah sekali kami menghubunginya dan kami sangking ke asikan di PH sampai lupa untuk menghubungi dosen itu lagi, dan 20 menit kemudian dosen itu menelepon Ketua kelas dan menangis memarahi kami, ia emank kita akui kami salah,

kami berusaha meminta maaf via tlp ke dosen, karena ketika dosen masuk kelas dosen itu di buat kaget karena mahasiswanya hanya 1 orang yang datang, dosen itu menulis di papan tulis dengan huruf yang besar, saya lupa dosen itu menuliskan apa karena keburu di apus sama temn,
ke esokan harinya kami di kumpulkan sama dosen itu dan di ceramahin seharusnya kami masuk bab baru berhubung kami salah jadi kami rela di ceramahin selama 2 jam pelajaran sambil meneteskan air mata,

ketika kejadian itu kami terasa memiliki ibu, karena dosen itu dengan kesabarannya membimbing kami beda halnya dengan dosen2 yang lain, ketika kami membutuhkan tempat untuk bercerita dosen itu siap tanpa mengharapkan balik, itulah kejadian yang paling berkesan selama saya di PIS 10-03, sekarang kita telah pecah semangat ya kawan belajarnya, kita masuk bareng-bareng dan keluar pun harus bareng-bareng,

semangat.. ^_^



Rabu, 01 Februari 2012

perjuangan saya untuk kuliah

ketika lulus SMA alhamdulilah saya masih beruntung di banding dengan beberapa teman saya, saya meneruskan study ke perguruan tinggi yang berada di bandung, tadi orang tua saya tidak mengijinkan saya kuliah di bandung di karenakan biaya hidup di sana yg tinggi, saya berusaha meyakinkan orang tua saya agar mengijinkan saya kuliah di bandung khusunya di politeknik telkom,

suatu ketika, saya mendapat pengumuman entah dari mana bahwa di STT telkom sapaan orang awam di daerah saya, sedang membuka pendaftaran ketika itu saya mencoba mendaftarkan diri ternyata yang saya ikuti itu adalah jalur khusus yg uang gedung min 15.jt ketika itu saya kaget di buatnya bagaimana saya tidak kaget karena orang tua saya teransparan terhadap biaya kuliah saya, jadi saya tau anggaran biaya saya untuk masuk kuliah, ketika beberapa hari kemudian saya mendapat pengumuman bahwa di telkom itu ada jalur PMDKnya, ketika itu saya langsung mendaftarkan diri dan saya harus menginputkan nilai-nilai matematika dan bahasa inggris dari smster 3 , 4, 5 dan 6, setelah nilai di inputkan saya wajib mengirimkan berkas itu ke sekertariatnya di bandung tapi saya tidak sendiran ketika mendaftarnya saya bareng 2 orang teman saya Thania dan lailan, alhamdulilah kami bertiga di terima dalam 1 kampus, tapi teman2 saya tidak ada yang ngambil jadi saya dari SMA hanya sebatang kara di kampus itu,

ketika orang tua saya mengijinkan saya kuliah di bandung ada lagi masalah baru yang timbul, ketika itu uang buat melakukan registrasi ulang kurang 4.jt ternyata, ketika itu saya bingung harus mencari 4 juta dalam 2 bulan, kebetulan waktu itu di PRJ (pekan raya jakarta) sedang membutuhkan banyak karyawan dan gajinya pun lumayan saya pun memberanikan diri untuk melamar pekerjaan itu dan ketika di tunggu-tunggu akhirnya lamaran saya di tolak, ketika itu saya merasa kan ujian yang benar2 nikmat karena yg ada di pikiran saya waktu itu pasti allah merencanakan hal yg lain untuk saya, saya selalu berpikiran postifi, dan di luar dugaan orang tua saya mendapat tugas dari kelurahan untuk melakukan sensus penduduk, berhubung status saya waktu itu penganguran jadi saya di ajak orang tua saya untuk mendaftarkan diri, dan saya di tunjuk oleh rekan2 dalam 1 tim sebagai ketua, saya kaget ketika di tunjuk sebagai ketua karena anggota saya dalam sensus penduduk sudah pada berkeluarga semua saya anggota termuda,

di tengah perjalanan sensus penduduk tim saya 1 orang mengundurkan diri karena sudah di terima kerja di PT, ketika itu saya yg di tunjuk sebagai ketua saya binggung mau ngambil siapa untuk menutupi kekurangan itu, alhasil orang tua saya yg mendaftarkan diri, saya jadi tambah ga nyangka lagi, kalau saya harus memimpin orang tua saya dalam tim sensus penduduk, tapi saya jalanin aja dari ketemu orang yang baik-baik sampai ketemu orang yg kurang sopan, jelas-jelas kami menggunakan atribut yg di berikan orang kelurahan untuk melakukan sensus penduduk eh kami malah di usir di kira tukang minta-minta, dari situlah peranan saya sebagai ketua di tuntut, setelah di jelaskan orang tersebut akhirnya mengerti juga,

akhirnya sensus penduduk selama 1 bulan sudah kami jalani dengan baik tingggal menggung dana dari kelurahan cair, berhubung saya sebagai ketua maka jatah yang saya terima lebih besar dari anggota sekitar 2,8 jt dan anggota mendapat 2,3 jt, jadi kalau uang saya + uang orang tua saya (ibu) totalnya 5,1 jt sedangkan dana yg saya butuhkan kurang 4 jt lagi, dan sisanya saya belikan pralatan untuk saya ngkos di bandung nanti, dari situ ada kebanggan tersendri dari yang saya kerjakan,

mungkin segitu saja ceritadari saya untuk menambahi dana registrasi ulang kuliah saya,
maap apabila ada salah dalam penulisan kata-kata, terima kasih